Kopi Garut punya sejarah yang sangat panjang, dari mulai dibawanya tanaman kopi ke Indonesia oleh para kolonial, hingga sejarah kontemporer kebangkitannya dalam beberapa tahun kebelakang yang didominasi oleh kreativitas anak muda. Saat ini, industri Kopi Garut malah tidak hanya jadi milik pengusaha besar, tapi juga dikembangkan oleh para ustadz ustadzah dari pesantren, diantaranya adalah Kopi 76 dari Pesantren Persis Tarogong.
Mungkin terdengar tidak meyakinkan, tapi percaya atau tidak, sudah lebih dari satu dekade lalu sejak pesantren ini menanam kopi pertamanya. Selama keberjalanannya, kebun kopi ini sudah melewati naik turun industri kopi, serta tantangan alam seperti hama, gagal panen, varietas yang tidak sesuai, dan banyak lagi. Usaha kopi ini tidak hanya bertahan, namun juga berkembang dengan melebarkan sayap ke industri penyangraian atau roastery.
Saat ini, kopi yang dihasilkan tidak hanya menghiasi cangkir-cangkir pengajian pagi rutin di pesantren, tapi juga sudah diekspor ke berbagai negara. Berikut adalah cerita tentang Kopi 76 dari Pesantren Persis Tarogong.
Keberlangsungan Kebun Kopi 76
Pesantren yang punya nama kecil PPI 76 ini sudah lama menanam kopi, tepatnya sejak tahun 2011. Lokasi kebun kopi milik pesantren ini berada di ketinggian 1.100 – 1.200 mdpl, di lereng perbukitan Linggaratu, Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan. Awalnya, pesantren menanam di lahan sekitar 5 hektar, lalu seiring berkembangnya usaha, lahan yang dikelola sekarang telah berkembang menjadi 8 hektar. Lahan ini dilengkapi dengan sebuah fasilitas pengolahan yang sederhana terletak di tengah kebunnya.
Jika kalian berkunjung ke kebun kopi pesantren ini, kalian akan disambut oleh naungan pepohonan tinggi yang membuat lokasi kebun menjadi lebih sejuk. Hal ini sengaja dilakukan karena kopi memang harus ditanam di iklim yang relatif lebih sejuk. Selain itu, penanaman pohon kayu ini juga baik untuk lingkungan karena menyediakan pasokan oksigen dan lebih tanah.
Kopi yang dihasilkan di kebun ini sudah diekspor ke berbagai negara di dunia lho. Menurut para petinggi Pesantren, kegiatan Kopi 76 ini sejak awal didukung penuh oleh sebuah perusahaan eksportir kopi ternama di Kabupaten Bandung, yaitu Java Frinsa Estate. Selama keberlangsungannya, pengelolaan kebun tidak hanya diberi pengarahan, tapi juga produknya disalurkan ke perusahaan tersebut untuk keperluan ekspor.
Setelah sepuluh tahun berlalu, kebun ini masih menghasilkan ceri-ceri kopi yang hasil penjualannya ditujukan untuk membantu kemandirian pesantren secara finansial. Bahkan tahun 2020 kemarin, ketika operasional pesantren dan sekolah pada umumnya terhenti karena pandemi Covid-19, Pesantren masih dapat mengirim kopi dari hasil kebunnya ke Bandung untuk kemudian di ekspor.
Jika pengelolaan kebun kopi pesantren ini terus ditingkatkan, bukan tidak mungkin pesantren ini akan mampu menjadi salah satu penyedia komoditas kopi Garut yang tidak kalah dari kebun-kebun kopi konvensional lainnya.
Roastery Kopi 76
Baru pada tahun 2019, PPI 76 juga mulai mencoba mengolah sendiri kopinya hingga menjadi kopi bubuk yang siap dikonsumsi. Berawal dari diperolehnya sebuah mesin sangrai (roasting) kopi yang mampu mengolah kopi hijau menjadi roasted beans, serta mesin penggiling (grinder) yang mampu menghancurkan biji kopi menjadi kopi bubuk dengan tingkat kehalusan yang bisa disesuaikan. Kedua mesin ini memugkinkan usaha Kopi 76 untuk mulai mencoba mengembangkan produk kopi sangrai atau roasted beans dan kopi bubuk atau ground beans.
Saat ini malah unit penyangrai kopi atau roastery milik Kopi 76 ini sudah mulai mengolah kopi-kopi dari tempat lain di Kabupaten Garut. Tidak hanya kopi yang berasal dari kebunnya di Karangpawitan, pesantren ini juga mulai mengolah kopi dari daerah lain, seperti kopi dari lereng Gunung Papandayan, Cikuray, hingga Talagabodas.
Dari segi peningkatan sumber daya menusia di unit roastery ini pesantren telah berupaya melakukan bimbingan teknis penyelenggaraan unit roastery pada tahun 2019. Bimbingan teknis ini malah dilaksanakan di dalam lingkungan pesantren dan diikuti oleh banyak pegiat dari luar pesantren. Tidak hanya itu, pesantren juga tidak jarang mengirim tenaga penyangrainya untuk mengikuti kelas-kelas roasting kopi yang diselenggarakan oleh berbagai institusi.
Di tahun 2020, Kopi 76 juga sempat mengikuti ajang usaha pesantren yang digalakan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yaitu One Pesantren One Product. Usaha Kopi 76 bersama beberapa usaha pesantren lain dari Garut sempat mewakili Garut untuk mengikuti acara yang dilaksanakan di Pesantren Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Di sana, usaha ini tidak hanya mendapatkan peningkatan kapabilitas, tapi juga jejaring usaha pesantren se-Jawa Barat.
Walau usia roastery pesantren ini belum setua kebun kopinya, usaha kopi bubuk dan kopi biji dari pesantren ini sudah mulai menggeliat, terutama di lingkungan pesantren dan alumni. Kopi 76 kini selalu diseduh untuk menemani bapak-bapak pengajian rutin di pesantren. Produk siap seduhnya juga sudah terpajang cantik di etalase koperasi pesantren.
Untuk penjualan ke luar pesantren, saat ini usaha ini lebih mengandalkan penjualan lewat media online, seperti lewat media sosial Instagram dan WhatsApp, atau marketplace seperti Shopee dann Tokopedia. Dalam hal promosi keluar pesantren, Kopi 76 dapat mengandalkan jaringan alumninya yang sudah tersebar di seluruh penjuru wilayah di Indonesia. Alumni-alumni ini dengan sukarela mempromosikan produk Kopi 76 lewat media yang mereka miliki.
Digawangi oleh Asatidz dan Alumni
Salah satu hal lain yang unik dari Kopi 76 adalah usahanya yang dikelola oleh ustadz-ustadzah juga alumni dari PPI 76 ini. Beberapa diantaranya adalah alumni yang sempat mendapatkan beasiswa di masa kuliahnya, lalu melakukan pengabdian kepada pesantren setelah mendapat gelar sarjana. Santri alumni dari jurusan pertanian Institut Pertanian Bogor, misalnya, mengisi jajaran pengurus usaha kopi pesantren ini.
Setiap tahunnya santri pesantren ini selalu mengisi daftar mahasiswa perguruan-perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, sehingga daftar alumninya selalu panjang. Diantara para alumni ini ada yang sempat mendapatkan beasiswa yang mengharuskan mereka melakukan pengabdian pada pesantren setelah lulus kuliah. Beberapa alumni yang memiliki kompetensi di bidang pertanian langsung ditempatkan di kepengurusan usaha kopi, sementara alumni dengan keahlian yang lain bisa ditempatkan di posisi yang lain.
Dengan inovasi ini, para alumni beserta jajaran ustadz dan ustadzah pesantren juga ingin mendobrak stereotip anggapan orang terhadap pesantren. Seringkali pesantren dianggap lingkungan yang kaku, tradisional, dan sulit menerima modernitas. Usaha kopi ini membuktikan bahwa para santri alumni pesantren pun memiliki kreativitas dan inovasi tersendiri.
Cita Rasa Kopi Pesantren
Lalu bagaimana dengan cita rasa Kopi 76? Nah, untuk yang satu ini kita sarankan untuk langsung aja mencoba mencicipinya, karena usaha kopi pesantren ini menyediakan kopi dengan banyak varian. kalian bisa membeli kopi dari Papandayan dengan tingkat keasaman yang khas, atau kopi dari Sindangpalay yang lebih tebal body pahitnya. Malah, Kopi 76 juga sudah menyediakan kopi Robusta dari Garut Selatan yang disangrai gelap hingga pahitnya lebih cocok untuk kopi susu.
Roastery pesantren ini juga menyediakan kopi blend khas yang diberi nama sama dengan nama unit usahanya. Selain itu, kalian juga bisa memesan secara custom jika kalian menghendaki produk kopi khusus, misal untuk blend Espresso di kedai kalian, atau blend untuk Vietnam Drip dengan susu kental manis. kalian juga bisa memesan custom untuk tingkat penyangraian dan tingkat penggilingan. Kopi yang disangrai light, medium, dan dark tentu memiliki cita rasa yang berbeda; belum lagi dengan tingkat kehalusan penggilingan yang berbeda.
Walaupun menyediakan rentang cita rasa yang beragam, roastery dari pesantren ini masih terbatas pada penyediaan kopi yang berasal dari Garut saja. Jadi jika kalian ingin mencicipi rasa kopi Garut, kalian bisa coba nih produk-produknya Kopi 76.
Cara Memesan Kopi 76
Nah, untuk memperoleh kopi 76 ini caranya cukup mudah. Jika kalian tertarik untuk mencicipi kopi dari pesantren untuk di rumah atau di kedai kalian, silakan kontak beberapa channel berikut ini:
Nah, jika santri-santri dan ustadz ustadzah dari pesantren saja bisa membuat inovasi dan mempraktekkan kreativitas untuk memajukan Garut, kalian pun tentu bisa melakukannya.
One thought on “Kopi 76: Kopi Garut dari Pesantren Persis Tarogong”