Berawal dari riungan pemuda yang bersaudara. Kini Komunitas Pecinta Alam Tapak Gerot menjadi Komunitas Pecinta Alam yang rutin melakukan penghijauan Gunung Cikuray jalur Cigedug, Cikajang.
Tahun 2010, sekelompok pemuda bersaudara asal Cigedug sedang hobi-hobi nya naik gunung. Kita tahu, naik gunung pada tahun tersebut sedang hype dikarenakan film 5 cm. Ialah Ujang Ridwan, Bais, Utang, Arif, dan Hasan. Dari riungan itulah terpikir untuk membuat komunitas agar menjadi wadah mereka untuk beraktifitas dalam pendakian gunung Cikuray.
Awal tahun 2011, setelah jumatan, mereka merencakan untuk melakukan pendakian Gunung Cikuray. Namun terganjal dengan keinginan perihal rencana pendakian mereka. Beberapa orang ingin buka tenda di Puncak Cikuray, ada yang ingin buka tenda pos 6, dan ada yang ingin trekking malam. Yang pada akhirnya semua terlaksana. Pada saat turun gunung, muncullah nama Tapak Gerot . Tapak berarti Bekas dan Gerot artinya Hutan Rimba. Karena pada dasarnya Gunung Cikuray dahulu adalah hutan rimba yang masih asri dan terjaga. Seiring datangnya manusia, sebagian Gunung Cikuray berubah menjadi lahan pertanian.
Sebelum menjadi jalur pendakian, mereka sadar bahwa Gunung Cikuray hampir setengahnya menjadi lahan garapan pertanian. Lalu tercetuslah ide untuk menanam kembali lahan-lahan yang sudah rusak meskipun mereka tidak tahu pohon apa saja yang cocok ditanam ditanah Gunung Cikuray. Namun hal tersebut tidaklah menjadi halangan karena niat mereka ingin menjadikan Gunung Cikuray khususnya jalur Cigedug via Tapak Gerot hijau kembali.
Menjadi jalur pendakian berawal dari salah satu rekan komunitas mereka, Utang, membawa salah satu rekan dari Jakarta untuk menjajal trek Gunung Cikuray via Tapak Gerot. Jalur tersebut semakin ramai karena cepatnya penyebaran informasi via media sosial Facebook yang pada saat itu sedang booming.
Semakin kesini, jalur semakin ramai dan mereka memutuskan untuk mengelola jalur pada tahun 2015 karena sudah banyak dikenal. Tahun 2018, mereka bertemu dengan Agung dan Zievan “Maung”, salah satu anggota Wanadri. Sharing bagaimana tatacara pengelolaan jalur dan SOP pendakian.
Pada saat ini, Tapak Gerot secara resmi dan legal menjadi pengelola jalur pendakian yang mereka rintis dari kurun waktu 2012 pada tahun 2020. Tak lama setelah legal menjadi pengelola jalur pendakian, kini Tapak Gerot sudah menjadi Yayasan Tapak Gerot.
Tapak Gerot merupakan salah satu contoh komunitas lokal Garut yang sangat peduli dengan Gunung Cikuray. Penghijauan Gunung Cikuray menjadi salah satu prioritas kegiatan mereka disamping menjadi pengelola jalur pendakian. Mereka sadar bahwa ketika alam rusak, maka itulah awal bencana. Secara, mereka hidup dikaki Gunung Cikuray, yang sudah memberikan penghidupan bagi mereka. Ketika Gunung Cikuray rusak, maka masyarakat disanapun akan terimbas. Darisanalah tercetus slogan “Cikuray Hejo, Masyarakat Ngejo!” yang artinya Gunung Cikuray Hijau, Masyarakat Hidup.
Selain itu, Tapak Gerot juga menjadi salah satu percontohan pengelolaan jalur pendakian yang dikelola oleh komunitas lokal oleh PERHUTANI.
Fokus kegiatan Tapak Gerot sekarang adalah terus membenahi jalur pendakian, sarana dan prasarana, serta memberdayakan warga lokal sebagai garda utama dalam menjaga Gunung Cikuray via Tapak Gerot dan membangun SDM warga lokal agar mempunyai pengetahuan sadar wisata.
Nah Travelmates, bagi kalian yang ingin menanam pohon, atau komunitas kalian tertarik ingin melakukan penghijauan di Gunung Cikuray, bisa hubungi KPA Tapak Gerot ya disini!
Sumber Artikel : Wawancara dengan Salah Satu Founder KPA Tapak Gerot, Ujang Ridwan Fauzi