Sedikit Eksplore Situ Rantun dan Situ Tanjung

SEDIKIT EKSPLORE SITU RANTUN & SITU TANJUNG
Written by
Dya Iganov, Sarjana Teknik Planologi, Itenas, Bandung

Situ Rantun dan Situ Tanjung secara administratif berada di Desa Tanjungkarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Akses menuju dua lokasi ini tidak terlalu sulit, tinggal mengikuti jalur utama Garut-Kecamatan Samarang, atau jika ingin lebih mudah, ikuti saja arah menuju Resort Kampung Sampireun. Di sekitar Desa Tanjungkarya sendiri sebenarnya terdapat tujuh buah Situ kecil, diantaranya Situ Rantun, Situ Lame, Situ Pulus, Situ Ageung, Situ Cisanca, Situ Tanjung, dan satu buah situ dekat Situ Tanjung yang tidak kami temukan namanya di peta. Untuk ukuran tempat wisata, sebenarnya objek Situ Rantun dan Situ Tanjung memang masih kalah dibandingkan dengan Situ Bagendit, Situ Cangkuang, Situ Cibeureum dan lainnya di sekitar Kota Garut. Hanya Situ Sukamaju mungkin yang berhasil dikelola sedemikian rupa. Situ Sukamaju ini merupakan danau yang juga menjadi bagian dari Resort Kampung Sampireun.

 

Kondisi jalan menuju Situ Rantun dapat dikatakan cukup bagus. Kondisi jalan dengan aspal yang cukup baik akan ditemukan hingga persimpangan jalan sebelum Resort Kampung Sampireun. Dari pertigaan ini, memasuki kelas jalan Lingkungan yang berada di Desa Tanjungkarya, kondisi jalannya sedikit kurang baik. Lapisan aspal paling atas sudah menghilang digantikan oleh kerikil yang berserakan di jalan. Kondisi jalannya pun akan sedikit menanjak dengan pemandangan sawah dan latar belakang gunung yang biasa disebut Gunung Putri oleh masyarakat setempat di sisi kanan serta permukiman penduduk, kebun, dan latar belakang Kota Garut dan Gunung Cikuray di sisi kiri jalan. Untuk menuju Situ Rantun, jika menggunakan mobil, dapat menyimpan mobil di Masjid ataupun SD yang berada di sisi kiri jalan, karena perjalanan berikutnya akan ditempuh melewati jalan jalan kecil. Sedangkan untuk sepeda motor, dapat dibawa masuk hingga tepat berada di samping Situ Rantun.

 

Di sekitar Situ Rantun terdapat Situ Ageung, Situ Lame, dan Situ Pulus. Situ Rantun posisinya paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Di bawah Situ Rantun terdapat Situ Ageung yang pada saat itu seluruh permukaannya ditutupi oleh tanaman Eceng Gondok. Di bawahnya lagi terdapat Situ Pulus dan Situ Lame yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh jalan setapak menuju rumah-rumah warga. Di sebrang Situ Lame, tepatnya di dekat rumah-rumah penduduk, cukup banyak ditemui MCK yang airnya berasal langsung dari Situ Lame. Banyak anak-anak kecil yang berenang di Situ Lame, sedangkan di Situ Pulus sendiri, kebanyakan sudah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Berdasarkan informasi dari salah satu warga, air dari Situ Rantun ini berasal dari Situ Lembang, sebutan warga disini untuk Situ Tanjung. Apabila musim kemarau, air di Situ Rantun ini malah akan lebih besar dibandingkan pada musim hujan. Situ Rantun sendiri dimanfaatkan untuk keperluan air sehari-hari, salah satunya terutama untuk keperluan air minum di Kota Garut.

Situ Rantun dan Situ Ageung sendiri di sisinya sudah dibeton, berbeda dengan Situ Lame dan Situ Pulus yang sisi-sisinya masih berupa tanah. Air di keempat Situ ini cukup jernih, terdapat beberapa saluran air dan sarana pengelolaan air disekitar Situ Rantun dan Situ Ageung. Di dasar Situ Rantun sendiri terdapat pipa besi yang cukup besar dan panjang, bahkan hingga menembus ke sisi seberang Situ Rantun dan kemudian menuju permukiman penduduk yang letaknya lebih rendah dari lokasi Situ Rantun.

Penamaan Situ Ageng, Situ Pulus, dan Situ Lame sebenarnya hanya perkiraan kami saja, kami pun tidak mengetahui pasti situ mana yang bernama apa, yang kami tahu hanyalah Situ Rantun. Mengenai Situ yang namanya tidak muncul dalam peta, ternyata menurut salah seorang warga, Situ tersebut sudah tidak ada karena tertimbun longsor besar tahun lalu. Menurut warga, Situ yang menghilang inilah yang bernama Situ Tanjung. Sedangkan yang tertera pada peta Situ Tanjung oleh warga disini dinamakan Situ Lembang.

Jarak dari Situ Rantun ke Situ Tanjung tidak terlalu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk tiba di Situ Tanjung yang letaknya lebih tinggi dari Situ Rantun. Kondisi jalannya akan sedikit menanjak melewati areal sawah dan beberapa kampung. Situ Tanjung sendiri berada di lokasi yang cukup terbuka di tepi bukit dan diseberangnya terdapat rumah-rumah penduduk yang cukup padat. Jalan menuju Situ Tanjung ini sedikit lebih jelek dibandingkan jalan menuju Situ Rantun. Tidak jarang akan ditemui truk-truk pengangkut sayur yang sedang menaikkan hasil kebun di sore ini. Jalan menuju Situ Tanjung jika diteruskan akan menuju Gunung Putri yang juga lokasi penambangan batu dan pasir rakyat.

Areal Situ Tanjung yang lebih terbuka dan tidak terlalu berada di tengah-tengah permukiman penduduk menjadikan lokasinya sedikit gersang dan berdebu. Situ Tanjung memiliki dua tingkatan dan bagian pinggirnya sudah disemen. Tingkatan pertama tidak terlalu banyak tanaman air dan ada batu di tengahnya. Di pinggir Situ Tanjung masih terdapat cukup banyak sampah plastik bekas kemasan sampo dan minuman ringan. Tingkatan ke-2 Situ Tanjung cukup banyak ditumbuhi tanaman air dengan kedalaman mulai dari sepinggang orang dewasa hingga leher orang dewasa. Pada bagian atas ini sering ditemui gelembung-gelembung udara kecil dari dasar Situ, warna airnya pun jauh lebih jernih dibandingkan yang berada di lokasi Situ Rantun. Menurut warga yang kami temui di sana, mata air Situ Rantun berada di bawah pohon beringin, mengalir keluar dari sela-sela batu di pinggir Situ.

Perjalanan pulang dari Situ Tanjung dapat juga ditempuh melalui jalan utama Samarang-Kamojang, melewati kawasan geothermal Kamojang. Kondisi jalannya cukup baik hingga Desa Kamojang. Aspal yang masih mulus, adanya marka jalan, serta nama jembatan serta lalu lintas yang tidak terlalu ramai membuat perjalanan pulang menjadi sedikit lebih cepat. Kondisi jalan yang cukup baik hanya akan ditemui hingga kawasan geothermal Kamojang karena selepas itu, tepatnya memasuki Desa Monteng di Kecamatan Ibun, jalan akan kembali kurang baik dengan kerikil disana-sini dan turunan yang mendominasi hingga Kecamatan Majalaya. Memasuki Kecamatan Majalaya, kondisi jalan akan semakin kurang baik, kerikil yang lepas dan berserakan di jalan akan ditambah dengan lubang-lubang yang cukup dalam dengan ukuran yang bervariasi. Memasuki Sapan, perjalanan akan sedikit terhambat karena sedang dilakukan pembetonan jalan ketika kami melintas.  Secara keseluruhan, meskipun untuk dijadikan sebagai objek wisata masih kalah dengan keadaan Situ Cangkuang ataupun Situ-situ lainnya didekat Kota Garut, Situ Tanjung dan Situ Rantun memiliki manfaat lain yang cukup besar bagi warga yang tinggal disekitar sana dan juga warga Kota Garut.

 

***

Dukung terus Jelajah Garut melalui usaha-usaha kecil yang kita jalankan:

Jelajah Garut Merchandise | Jelajah Garut Tour Organizer | Jelajah Garut Outdoor Gear Rental

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Pin It on Pinterest

Shares
Share This